Nama
E-mail
Alamat
Komentar

Kode Verifikasi
                
SMPN 2 PENAJAM PASER UTARA       Alamat: Jl. Negara KM 35 Tengin Baru, Kecamatan Sepaku Kode Pos 76148
My Link
Aplikasi Dapodik
Jajak Pendapat
Bagaimana menurut Anda tentang tampilan website ini ?
Bagus
Cukup
Kurang
  Lihat
Agenda
08 December 2024
M
S
S
R
K
J
S
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Motifasi Tanpa Motifator

Tanggal : 14-09-2014 11:32, dibaca 3477 kali.

 

 

Hai semua, aku Cindy. Aku sering sakali menulis catatan di blok, aku juga sering memberi motifasi dan saran untuk orang lain. Aku akan menceritakan dari awal hingga saat ini, aku bisa bangkit dan tersenyum lebar kepada dunia. Aku berjanji kepada diriku sendiri untuk tidak membiarkan pembaca blokku dan teman-teman ku mendapat nasib yang sama.

Hal itu berawal dari kelas 7 di sebuah sekolah yang ada di desa ku, ketika itu saya sangat senang sekali karena bisa melihat orang yang aku sayang tertawa setiap hari, aku bisa menatap wajahnya walau dari kejauhan. Aku sudah 2 tahun terus-menerus tenggelam dalam kerinduan. Hari pertama masuk sekolah itu gakk bakal aku lupain, aku merasa jadi orang yang paling bahagia di hari itu. Jika ingat masa itu rasanya kayak bidadari yang bertemu pangerannya. Kebahagiaan ku sudah gak bisa diungkapin dengan kata-kata lagi.

Tapi sayang aku dan dia tidak satu kelas, maka dari itu aku hanya bisa melihatnya dari jendela kelas. Aku selalu mencoba untuk bisa berkomunikasi sama dia, tapi aku gak tau gimana caranya. Akhirnya aku baru sadar kalau teman dekat ku sekelas sama dia. Akhirnya aku dapat nomor telfonnya. Akan tetapi pada saat itu kita sama-sama masih labil. Aku sangat sakit hati karena dia bilang aku cewek gak punya malu, sms cowok duluan. Jujur pada saat itu aku sakit hati banget. Tapi aku gak bisa berbuat apa-apa.

Tapi kesabaran itu membuahkan keindahan, akhirnya dia sadar pengorbanan ku. Akan tetapi pada saat itu kita tidak memutuskan untuk pacaran. Akhirnya kita hanya sebatas sahabat. Waktu terus berlalu dan perubahan itupun bermunculan. Dia menghilang tanpa kabar. Dan pada saat itu ada salah seorang sahabat ku yang terus mendekatiku. Detik demi detik berlalu kami menjalani hubungan sangat erat, dan pada saat itu muncul orang itu lagi. Masalah terus bermuculan, hingga aku sendiri tidak tahu harus kemana. Aku pun tidak ingin diam dalam kebingungan dalam rasa bersalah.

Rasa sabar ku berbuah keindahan, semua masalah satu demi satu telah selesai dan akhirnya aku menjalin hubungan yang indah dengan sahabat ku itu, kita dulu sempat menjadi seorang musuh, sampai sekarang aku pun masih binging dengan jalan hidup ku. Banyak sekali orang yang bertanya di blok ku tentang orang itu, akan tetapi aku terus menutupinya.

Hingga telah kurang lebih 7 bulan kami menjalin hungan yang indah, pada saat itu kami mengalami masalah yang sangat berat. Sempat satu bulan kami break. Banyak sekali perkataan orang di luar sana yang berkata tidak-tidak tentang ku dan tentangnya. Ada yang bilang jika aku terkena amalan, ada juga yang bilang jika dia hanya memanfaatkan ku, bahkan ada yang bilang kalau dia telah memiliki kekasih yang lain, dan masih banyak yang lainnya. Aku sempat bingung. Kenapa orang di luar sana yang diceritakan hanya keburukan kita yang tidak punya buktinya? Karna itu semua akan menimbulkan fitnah, akan tetapi untuk menanggapi hal tersebut kami hanya bisa bersabar dan tidak terlalu menghiraukan. Dia selalu berkata ‘kamu lebih percaya kepada mereka dari pada aku? Aku apa sejahat itu? Enggak mungkin, aku bakal jagain kamu, endak nyakitin kamu’  kata-kata yang tidak dapat aku lupakan sampai sekarang ini.

Aku sangat bersyukur karna waktu memperstukan kita lagi, satu demi satu masalah dapat kita pecahkan bersama. Aku bersyukur dapat mendapatkan orang seperti mu, akan tetapi aku sadar, aku masih pelajar, masa depan masih panjang, dan saat itu sampai dengan sekarang aku terus berusaha fokus untuk belajar, bukan untuk seorang lelaki yang belum tentu jodoh kita.

Sudah selama ini, sudah seperti ini masih ada saja air mata yang menetes dipipiku, aku berteriak “AKU CAPEK DENGAN SEMUA INI! AKU GAK SANGGUP!”  akan tetami untung saja aku masih punya teman-teman yang selalu mendukung aku, apapun keputusan ku, mereka yakin itu yang terbaik buat aku. Merka juga sering memberiku saran, mereka adalah teman-teman dan sahabat yang paling mengerti aku.

Sampai saat ini dan sampai detik ini, aku masih bersama. Waktu demi waktu kita lalui bersama, aku dan dia saling melengkapi. Malangnya kita belum bisa mengerti keinginan satu sama lain. Hari demi hari seakan tidak ada lagi kata tidak ada masalah, kami selalu saja tengkar, entah karna balas sms lama, atau telfon gak diangkat, dan banyak lagi hal lainnya yang seperti anak kecil. Meski demikian kita tidak pernah terlepas dari kata bersama.

Hingga pada saat itu  ketika aku main kerumahnya ternyata dia sedang tertidur pulas. Ku lihat hape putih tergeletak di atas meja, aku penasaran dan membuka hape itu. Sungguh terkejutnya aku melihat ternyata dia seperti itu! Ternyata dia sudah mengingkari janjinya! Mungkin pada kesalahan pertama aku bisa memaafkannya, tetapi jika kesalahan itu terulang untuk kedua kalinya, berat untuk aku bisa mengucapkan “iya aku maafkan”  saat itu kata-kata itu belum bisa terucap dalam perkataan ku, bahkan niat dalam hatipun tak ada. Hati ini sudah cukup sakit, bahkan lebih sakit dari beribu-ribu sakit.

Postingan ku di twitter:                                                             

Kata maaf yang sering kamu ucap! Kata aku sayang kamu yang selalu kita ucapkan! Tapi kali ini! Inikah balasan rasa sayang ku selama ini? Inikah yang kamu maksud dengan sayang? Sudah cukup batin ini kamu siksa! Sudah cukup diri ini kamu injak-injak! Aku sudah capek menyikapi sikap mu yang tidak memperdulikan aku!

Aku ini masih pelajar, tapi kenapa aku harus mekikirkan hal ini? Yasudah lah! Lebih baik aku lupakan aja. Aku masih mempunyai impian yang besar! Aku ingin membahagiakan orang tua ku, aku ingin apa yang aku inginkan tercapai.

Dari situlah aku yakin aku bisa bangkit! Dan aku harus bangkit! Perang antara Logika dan Perasaan ku tidak pernah padam! Mungkin Logika mengatakan “Masih banyak cowok diluar sana yang nungguin kamu, jadi kamu harus bangkit!” akan tetapi disisi lain Perasaan berkata “Aku sayang sama dia”. So jadi buat apa sih kita sayang kalau gak dipertanggung jawabkan? Buat apa kita sayang kalau gak dianggap? Buat apa kita sayang kalau kita tersiksa? Kita gak bahagia? Mending kita berfikir kedepan, melihat masa depan. Karna, sekuat-kuatnya perasaan jangan sampai mengalahkan logika!

“Aku yakin aku akan sukses!” kata-kata itu yang memberiku semangat untuk belajar, memberiku motifasi tanpa harus ada motifator, karna aku ingin menjadi motifator untuk diriku sendiri, karna aku yang lebih tau siapa aku. Memberiku keyakinan yang kuat akan masa depan ku, dari pada aku harus memikirkan sosok lelaki yang belum tentu itu jodoh ku! Lebih baik aku berfikir kesuksesan ku untuk masa depan yang sudah jelas didepan mata!

 



Pengirim : Niken Nurfauziah (IXC)


Share This Post To :

Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
Komentar FB
Komentar Standar

Komentar Melalui Facebook :




Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas
Nama
E-mail
Komentar

Kode Verifikasi
                

Komentar :


   Kembali ke Atas